Hai blogger! Lama tidak menulis lagi. Saya akan lebih berusaha meluangkan waktu untuk menulis kembali. Hehe. Kemarin, kita di Indonesia ini baru aja liburan panjang. Jumat kemarin adalah tanggal merah perayaan Jumat Agung bagi umat Kristiani. Saya juga merayakannya.
Jumat kemarin saya pergi ke gereja bersama mama, mengikuti kebaktian dan menjalani perjamuan kudus. Pada kepercayaan saya, Kristen Protestan, terdapat 2 sakramen yaitu sakramen Baptisan Kudus dan sakramen Perjamuan Kudus. Kalau digereja saya, HKBP, Baptisan Kudus didapatkan ketika masih kecil. Biasanya anak berumur 1-2 tahun mendapat Baptisan Kudus. Setelah cukup dewasa (umur 16-17 tahun), kami diwajibkan untuk belajar Sidi. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran menyeluruh mengenai Alkitab, hukum Tuhan, firman Tuhan, dan segala dasar-dasar kepercayaan kami. Di HKBP sendiri, kami tidak boleh menikah sebelum lulus belajar Sidi. Biasanya Belajar Sid berlangsung hampir 1 tahun. Sama seperti sekolah pada umumnya. Hanya saja pertemuannya 2x dalam seminggu saja. Kami diajar oleh pendeta secara langsung. Dan kami juga diajar 'Koor' atau Paduan Suara. Jangan salah loh.... Pendeta selalu pintar dalam bermusik. Lancar baca Not dan bisa mengajar Koor. Kata mama, waktu belajar pendeta, salah satu mata kuliahnya ya Musik. Jadi wajar bila mereka jago juga dalam musik.
Sakramen Perjamuan Kudus itu, hanya boleh didapatkan oleh kami yang sudah lulus Sidi.
Sakramen ditetapkan Tuhan Yesus untuk menguatkan dengan sesama orang percaya, seluruh umatNya, atau segenap keluarga Allah, di semua tempat dan segala zaman. Karena seseorang masuk ke dalam persekutuan keluarga Allah atau Jemaat sebagai anak-anak Allah melalui Baptisan. Dalam persekutuan tersebut, kita merayakan Perjamuan Kudus berarti makan bersama dari satu roti yaitu Tubuh Kristus, sebagai tanda kesatuan dalam Tubuh Kristus. Gereja melakukan atau melaksanakan Perjamuan Kudus sebagai peringatan terhadap penderitaan -dan juga kematian serta kebangkitan- yang Tuhan Yesus alami, sampai Ia datang kedua kali, 1 Kor 11:28.
Makna Roti dan Anggur di Perjamuan Kudus
- Roti melambangkan Tubuh Kristus, meng-ingatan dan memperingati tubuh Yesus yang disalibkan. Makan tubuh Kristus dalam arti -kita- dipersatukan dengan Dia, dengan menerima apa yang dilakukan-Nya bagi manusia, Yoh 6:48-58. Makan roti mengingatkan bahwa Yesus menjadi manusia supaya tubuh manusiawi itu disalibkan. Ia menderita dan mati serta bangkit, untuk menciptakan Tubuh baru, yaitu jemaatNya
- Anggur melambangkan darah Kristus yang ditumpahkan untuk menyucikan dosa-dosa manusia. Darah ditumpahkan pada/dari tubuh Yesus yang terpaku di kayu salib untuk pengam-punan atau penghapusan dosa seluruh manusia. Darah yang adalah hidup, ditumpahkan agar memberi hidup kekal bagi manusia. Minum anggur -pada/dari cawan- pada Perjamuan Kudus, mengingatkan -kita- bahwa Yesus sendiri telah minum cawan murka Tuhan Allah yang seharusnya diterima manusia
Sikap pada Perjamuan Kudus :
- Berusaha untuk hadir, karena Tuhan Yesus sendirilah yang mengundang untuk datang pada meja perjamuan
- Mempersiapkan diri untuk hadir. Menyelidiki dan mengaku dosa, berdamai dengan sesama manusia, serta mohon pengampunan dari Tuhan Allah. Kita datang ke hadapan Tuhan Allah sebagai orang yang berdosa yang sudah ditebus oleh Kristus
- Dengan makan dan minum pada meja Perjamuan Kudus, ini berarti ada suatu penyerahan diri kepada Tuhan Allah. Karena Yesus telah menyerahkan Diri-Nya sebagai ganti manusia, maka setiap menghadiri Perjamuan Kudus menunjukkan bahwa seseorang mau menjadi persembahan yang hidup dan berkenan kepada Tuhan Allah, Roma 12:1-2
Di HKBP, kami melakukan Perjamuan Kudus setiap Jumat Agung dan Natal. Pada Jumat Agung kemarin, kembali dibacakan Narasi Perjalanan Yesus Kristus ke Golgota hingga wafat di kayu salib. Haru merasuk ke dalam hati kami atas pengorbananNya, dan atas dosa-dosa yang telah kami lakukan dalam kehidupan ini. Sungguh Tuhan amat sangat baik, sehingga rela datang ke bumi sebagai manusia pada umumnya dan rela disalibkan atas dosa yang tidak pernah dilakukanNya. Tapi jangan takut! Kristus mengalahkan maut di hari yang ke 3. Hari kebangkitannya. Yesus menunjukan pada dunia siapa diriNya. Dan Ia kembali duduk disebelah kanan Allah. :) Maka, jangan pernah takut. Dalam Yesus, kita punya kekuatan mengalahkan maut. Dalam Yesus, ada kemenangan. :)
Well, kebaktian Jumat Agung kemarin lumayan lebih panjang dari Kebaktian biasa. Kemarin kami mulai pukul 11.30 dan selesai sekitar 14.30 WIB. Sekitar 4 jam. Jadi, bagaimana Jumat Agungmu?
Comments
Post a Comment